top of page
Search

Saham Naik, Envy Berpotensi Kantongi Proyek Baru Rp 1,25 Triliun

Updated: Dec 8, 2019


Jakarta, 27 November 2019 – Perusahaan penyedia jasa teknologi, PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY:IJ) berpotensi mengantongi pendapatan sekitar Rp 1,25 triliun dari sejumlah proyek baru perseroan di beberapa lini bisnis yang akan digarap 2020 hingga 2025.

Sejumlah proyek baru itu di antaranya Big Data dan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), ASEAN Cooperative (ACO) and MyAngkasa, GLC-Distribution & Logistic System, Internet of Things (IoT)-Composite LPG Cylinder, dan proyek di sistem perpajakan atau tax (host to host).


Estimasi pendapatan ini diperoleh dari proyek ASEAN Cooperative and MyAngkasa dan Sistem Pinjaman PNS senilai Rp 1,02 triliun, sistem perpajakan Rp 158,73 miliar, IoT Rp 28 miliar, Big Data Rp 28 miliar, GLC-Distribution & Logistic Rp 10 miliar, dan ACO-E-commerce plaftform Rp 405 juta.


Khusus untuk nota kesepakatan atau Memorandum of Agreement (MoA) Envy dengan ACO dan MyAngkasa sudah diteken di Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat (22/11/2019).




Direktur Utama Envy, Dato’ Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi mengatakan perseroan fokus pada perusahaan teknologi venture yang menyediakan beragam layanan bisnis dan kegiatan di bidang sistem integrasi informatika, keamanan informasi digital, dan sistem integrasi telekomunikasi.


“Kami perusahaan teknologi, dengan didasarkan pada fundamental yang kuat serta penekanan pada integrasi yang dinamis,” katanya di Jakarta, Rabu (27/11/2019), usai menggelar Public Expose Insidentil di BEI.


Beberapa proyek baru tersebut baru akan digarap perseroan pada tahun depan. Big Data pada Maret, IoT pada Juni, proyek ASEAN dimulai Juni, dan untuk sistem perpajakan akan dimulai Januari tahun depan.


Mengacu laporan keuangan, Envy mencatatkan laba bersih melonjak 79% menjadi Rp 5,61 miliar pada periode 9 bulan tahun ini atau per September 2019, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 3,13 miliar.


Melonjaknya laba bersih perusahaan ditopang dengan pendapatan perseroan yang juga melesat menjadi Rp 121,41 miliar, atau tumbuh hingga 147% dibandingkan dengan per September 2018 yakni Rp 49,18 miliar.


“Pencapaian hingga September 2019 sudah melebihi 97% dari target dan perseroan optimis dan yakin akan dapat mencapai atau bahkan melebihi dari target tahun ini. Selain itu, perseroan juga optimis dapat mencapai target tahun 2020,” kata Dato’ Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi.


Perseroan memiliki tiga bisnis utama yakni Sistem Integrasi Informatika, Sistem Integrasi Komunikasi, dan Jasa Pengamanan Teknologi Informasi.. Namun saat ini, bisnis Sistem Integrasi Informatika tetap menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yakni meningkat 110% year on year (yoy).


“Kegiatan usaha ini [Sistem Integrasi Informatika] berkontribusi 67% dari total pendapatan per September 2019. Kami terus konsisten untuk fokus dengan arah permintaan pasar layanan digital,” lanjut Dato’ Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi.


Saham Meroket

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham perusahaan berkode ENVY ini sudah mencatatkan penguatan harga saham yang signifikan dalam 3 bulan terakhir yakni sebesar 25,64%.


Pada perdagangan Selasa (26/11/2019), saham ENVY juga ditutup melesat 24,73% menyentuh batas atas kenaikan dalam sehari yakni 25% atau auto reject atas di level Rp 1.715/saham.


Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham ENVY juga meroket 46,58%, dengan kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) Rp 3,09 triliun.­­­


Pada 21 November lalu, BEI menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham ENVY seiring dengan koreksi saham perusahaan yang signifikan. Namun pada saat dibuka suspensinya sehari kemudian, 22 November, saham ENVY langsung melesat.


Perseroan tercatat di BEI pada 8 Juli 2019 dengan meraih dana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO sebesar Rp 222 miliar (harga IPO Rp 370 per saham) yang digunakan untuk ekspansi usaha.


Dato’ Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi mengatakan adanya penurunan harga saham perseroan pada Selasa, 12 November lalu, tidak ada kaitannya dengan lini bisnis perseroan yang telah didasarkan pada fundamental yang kuat. “Selain itu, perseroan juga telah menyampaikan segala informasi material yang perlu diketahui publik,” tegasnya.

Dengan pencapaian ini, perseroan memprediksi laba tahun berjalan di akhir 2019 bisa menembus Rp 7,48 miliar, atau naik 10,32% dibandingkan dengan akhir Desember 2018 yakni Rp 6,79 miliar.


2,857 views0 comments
bottom of page