top of page
Search

ENVY Gandeng ACO dan MyAngkasa untuk Ekspansi Ceruk Pasar Malaysia


Jakarta, 22 November 2019 – PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) baru saja melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Asean Cooperative Organization (ACO) dan MyAngkasa di Kuala Lumpur, Malaysia pada hari ini, Jumat, 22 November 2019.


Penandatanganan MoA tiga pihak ini diteken pada Jumat, 22 November 2019 oleh Direksi Envy yakni Dato Sri Hj Mohd Sopiyan Mohd RashdiGroup Chief Executive Officer of PT Envy Technologies Indonesia Tbk. Sementara dari ACO diwakili oleh Dato’ Abdul Fattah Abdullah sebagai President of Asean Cooperative Organization (ACO). Adapun MyAngkasa diwakili oleh Shaharuddin bin Mohamed sebagai Executive Director and Group Chief Executive Officer of MyAngkasa.


Perjanjian usaha bersama tersebut bertujuan untuk membuka peluang dan ruang untuk gerakan koperasi di rantau ASEAN untuk berkembang maju terutama menggalakkan perdangan antara koperasi-koperasi di dalam negara ASEAN .


Dato Sri Hj Mohd Sopiyan Mohd RashdiGroup Chief Executive Officer of PT Envy Technologies Indonesia Tbk menyampaikan, “ENVY sebagai perusahaan jasa teknologi informasi dalam hal ini berperan untuk merancang dan mengembangkan e-commerce platform bernama Unity dan sistem pembayaran pinjaman pekerja Malaysia, bagi para anggota ACO dan MyAngkasa.”



Saat ini ada sekitar 120.000 koperasi di semua negara anggota ASEAN dengan keanggotaan lebih dari 60 juta orang hampir 10 persen dari total populasi ASEAN. ASEAN itu sendiri mempunyai 645 juta penduduk dengan jumlah perdagangan berjumlah USD 3,5T. ACO beranggotakan negara-negara ASEAN yaitu antara lain: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, Myanmar, Cambodia, dan Laos.


Dato’ Abdul Fattah Abdullah menambahkan, “Melalui penandatanganan MoA ini teknologi keuangan dapat digunakan untuk menggerakkan dan merangsang pertumbuhan sektor koperasi di negara masaing-masing. Ini perlu dilakukan sebagai daya saing dan sumber pendapatan bagi sektor ekonomi serantau. Perjanjian ini juga merupakan salah satu strategi untuk memperjuangkan koperasi sebagai mitra setara dalam ekosistem ekonomi ASEAN.”

Sebagai salah satu kekuatan ekonomi di Asia Tenggara, dalam beberapa tahun terakhir ini anggota-anggota ACO semakin menunjukkan peningkatan kualitas yang luar biasa berkat kerja sama dari berbagai pihak. Koperasi besar semakin berkembang dengan berbagai jenis usaha dan mutu layanan yang lebih baik.


Saat ini ada sekitar 5 juta ahli koperasi Malaysia dan diperkirakan hanya 1 juta ahli saja yang aktif mengunakan sistem dengan membelanjakan minimal RM 10 atau Rp 30 ribu per bulan. Sehingga akan menghasilkan RM 10 juta per bulan atau sekitar Rp 34 miliar per bulan dan Rp 408 miliar per tahun. Nominal ini belum lagi termasuk transaksi untuk semua ahli koperasi ASEAN yang mempunyai 60 juta ahli.


“Kalkulasi tersebut belum termasuk jumlah transaksi dari sistem pinjaman dan pembayaran bagi seluruh karyawan pemerintah Malaysia -Envy membangun sistem untuk pinjaman dan pembayaran bagi pinjaman pegawai pemerintah di Malaysia-. Dari sisi tersebut diperkirakan transaksinya akan mencapai lebih dari Rp 8,5 triliun per bulan atau Rp 105 triliun per tahun. Estimasi ini hanya untuk satu tipe (pinjaman membeli rumah) pembayaran pinjaman untuk pekerja pemerintah. Belum lagi termasuk pinjaman membeli mobil, komputer, pinjaman peribadi, motor dan lain-lain,” kata Dato Sri Hj Mohd Sopiyan Mohd RashdiGroup Chief Executive Officer of PT Envy Technologies Indonesia Tbk kepada para wartawan di Kuala Lumpur, Malaysia usai penandatanganan Memorandum of Agreement, Jumat (22/11/2019).


Rencananya sistem tersebut akan beroperasi di bulan Juni 2020 dan berdasarkan MoA, Envy diberi waktu enam bulan untuk menyediakan sistem Unity dan lain-lain. Jangka waktu kontrak Envy dengan MyAngkasa dan ACO berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk lima tahun berikutnya.


Dato Sri Hj Mohd Sopiyan Mohd Rashdi menambahkan, “Dengan ditandatanganinya kontrak ini Envy semakin optimis untuk ke depannya karena pendapatan tersebut baru dari Malaysia saja belum dari negara ASEAN lainnya dan belum termasuk dari proyek-proyek Envy lainnya seperti aplikasi KO-IN, big data, cyber security, dan lain-lain.”


735 views0 comments
bottom of page